Dalam memberikan makanan ikan, pelaku budi daya harus
memahami karakteristik ikan sehingga makanan tersebut dapat termakan,
dicerna, dan dapat menghasilkan energi untuk pertumbuhan. Untuk itu,
sangat penting bagi pembudidaya ilmu makanan ikan dan pendukungya.
Salah satu ciri makhluk hidup yang membedakan dari benda mati adalah
terjadinya proses metabolisme, yaitu proses pertukaran molekul yang
berlangsung secara terus-menerus. Pertukaran molekul tersebut dapat
terjadi di antara bagian-bagian tubuh makhluk hidup itu sendiri dan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Proses metabolisme terdiri dari 2 proses, yaitu proses anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme merupakan proses pembentukan (sintesis)
bahan-bahan atau subtansi sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks.
Proses katabolisme merupakan proses pemecahan substansi yang kompleks
menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana.
Pada proses anabolisme membutuhkan bahan baku yang berasal dari
energi dalam makanan. Pada proses katabolisme menghasilkan sejumlah
energi yang didahului dengan pemecahan bahan kompleks menjadi bahan yang
lebih sederhana. Energi ini dapat diubah menjadi energi panas, energi
mekanik, energi kimia, atau energi listrik yang dibutuhkan oleh tubuh
ikan. Agar proses katabolisme berlangsung terus-menerus, dibutuhkan
bahan bakar yang berasal dari bahan makanan. Proses anabolisme dan
katabolisme akan menghasilkan bahan-bahan sisa (limbah) yang dibuang
keluar tubuh organisme berupa kotoran.
Sejumlah besar organisme membutuhkan penyediaan materi dan energi
yang berasal dari molekul organik yang dimakannya. Nutrisi atau zat
makanan yang berupa molekul organik dan telah terbentuk sebelumnya
disebut heterotrofik. Organisme yang memanfaatkan makanan jenis ini
disebut organisme heterotrof. Mikroorganisme, tanaman yang tidak
berklorofil, dan semua hewan, termasuk ikan bersifat heterofik sehingga
supaya tetap hidup organisme yang memanfaatkan nutrisi yang berkloforil
termasuk organisme golongan ini.
Semua makanan yang akan diberikan pada ikan harus memperhatikan
beberapa syarat, seperti jenis makanan, bentuk, ukuran, keras dan lunak,
bau, rasa, serta kandungan gizinya. Ilmu yang mempelajari berbagai hal
yang berhubungan dengan makan, makanan, dan cara makan ikan disebut ilmu
makanan ikan (fish nutrition).
B. Pentingnya Mempelajari Ilmu Makanan Ikan
Ikan dapat tumbuh optimal jika memperoleh makanan dalam jumlah yang
cukup dan gizi seimbang. Dengan kata lain, ikan membutuhkan makanan yang
lengkap dalam jumlah yang cukup.
Dalam budi daya perikanan saat ini terjadi kecenderungan bahwa
semakin besar perusahaan maka perusahaan tersebut akan dikelola semakin
intensif. Artinya, pada lahan yang kapasitas volumenya sama, padat
penebarannya semakin bertambah banyak agar hasil produksinya meningkat.
Namun, pengelolaan pada tingkat padat penebaran tinggi dilakukan dengan
biaya produksi yang rendah. Untuk mencapai hal tersebut, ikan harus
diberi makanan ikan, terutama pakan buatan.
Tujuan penggunaan pakan buatan adalah untuk meningkatkan produksi
dengan waktu pemeliharaan yang singkat, ekonomis, dan masih memberikan
keuntungan meskipun padat penebarannya tinggi. Oleh karena itu, bahan
baku pakan yang digunakan harus bergizi tinggi, harganya murah, mudah
didapat, dan tersedia secara berkesinambungan dalam jumlah memadai.
Bahan baku yang memenuhi syarat untuk dgunakan sebagai bahan makanan ikan
adalah bahan-bahan sisa atau hasil samping dari indutri atau dari
pertanian, seperti dedek halus, bungkil kelapa, bungkil kacang, ampas
tahu, peperutan (jeroan) ikan, kepala udang, kepompong ulat sutera, isi
perut hewan ternak, dan darah hewan ternak. Supaya ekonomis dan
menguntungkan, penggunaan bahan pakan tersebut harus efesien. Efisien
yang dimaksud adalah dalam hal jumlah pemberian ransum dan komposisi
gizi pakannya. Kedua faktor tersebut erat sekali hubungannya dengan
kebutuhan nutrisi ikan yang dipelihara. Jumlah ransum dan komposisi gizi
dibutuhkan oleh seekor ikan berbeda-beda dan selalu berubah. Perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh jenis ikan, umur ikan, dan ketersediaan
makanan ikan alami di dalam tempat peliharaannya. Semua masalah tersebut
di atas perlu dikaji secara seksama.
C. Ilmu-Ilmu Pendukung
Dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu makanan ikan, banyak ilmu-ilmu lain yang diperlukan untuk mendukungnya, seperti biologi ikan, biologi perikanan, kimia, biokimia, gizi, fisika, mikrobiologi, matematika, statistika, teknik, dan sosial ekonomi.
Biologi ikan berkaitan dengan jenis makanan ikan dan perubahan makanan ikan sesuai dengan perubahan umur atau ukuran, cara makan, sistem pencernaan, serta konsumsi harian. Biologi perikanan berhubungan dengan pengkajian-pengkajian terhadap ikan sebagai suatu populasi. Misalnya, laju pertumbuhan, laju kematian, dan migrasi (ruaya).
Ilmu kimia digunakan untuk melakukan analisis mengenai komposisi kimia pakan dan bahan bakunya. Biokimia diperlukan untuk menganalisis proses metabolisme. Ilmu fisika berguna untuk mempelajari pengaruh faktor-faktor fisik pakan, lingkungan, transfer energi terhadap proses fisiologis perubahan mutu pakan yang diakibatkan aktivitas mikroorganisme (jasad renik) dan juga untuk mempelajari organisme parasit pada ikan,
Matematika berguna dalam membuat perhitungan-perhitungan berdasarkan rumus-rumus tertentu, sedangkan statistik dapat membantu membuat kesimpulan-kesimpulan dengan membandingkan data-data yang ada. Ilmu teknik sangat berperan dalam desain dan penciptaan alat-alat modern yang digunakan untuk kelancaran kegiatan usaha budi daya ikan.
Ilmu sosial berkaitan dengan pertimbangan kompetisi dalam penggunaan bahan baku dengan konsumsi manusia. Jika tejadi persaingan maka perlu dibatasi penggunaannya dan dicarikan bahan pengganti atau substitusinya. Ilmu ekonomi berkaitan dengan pertimbangan untung-ruginya dalam pengadaan maupun penggunaan pakan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian ditinjau dari pihak produsen maupun petani selaku pengguna pakannya.
Semakin baik penguasaan akan ilmu-ilmu pendukung tersebut, pemahaman terhadap ilmu makanan ikan juga akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan ilmu makanan ikan adalah ilmu terapan (applied science) maka baik dan tidaknya akan langsung terlihat di dalam penggunaannya secara praktis di lapangan.
dikutip oleh Dr.Fish dari http://perikananindonesia.com/makanan-ikan-dan-ilmu-pendukungnya
C. Ilmu-Ilmu Pendukung
Dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu makanan ikan, banyak ilmu-ilmu lain yang diperlukan untuk mendukungnya, seperti biologi ikan, biologi perikanan, kimia, biokimia, gizi, fisika, mikrobiologi, matematika, statistika, teknik, dan sosial ekonomi.
Biologi ikan berkaitan dengan jenis makanan ikan dan perubahan makanan ikan sesuai dengan perubahan umur atau ukuran, cara makan, sistem pencernaan, serta konsumsi harian. Biologi perikanan berhubungan dengan pengkajian-pengkajian terhadap ikan sebagai suatu populasi. Misalnya, laju pertumbuhan, laju kematian, dan migrasi (ruaya).
Ilmu kimia digunakan untuk melakukan analisis mengenai komposisi kimia pakan dan bahan bakunya. Biokimia diperlukan untuk menganalisis proses metabolisme. Ilmu fisika berguna untuk mempelajari pengaruh faktor-faktor fisik pakan, lingkungan, transfer energi terhadap proses fisiologis perubahan mutu pakan yang diakibatkan aktivitas mikroorganisme (jasad renik) dan juga untuk mempelajari organisme parasit pada ikan,
Matematika berguna dalam membuat perhitungan-perhitungan berdasarkan rumus-rumus tertentu, sedangkan statistik dapat membantu membuat kesimpulan-kesimpulan dengan membandingkan data-data yang ada. Ilmu teknik sangat berperan dalam desain dan penciptaan alat-alat modern yang digunakan untuk kelancaran kegiatan usaha budi daya ikan.
Ilmu sosial berkaitan dengan pertimbangan kompetisi dalam penggunaan bahan baku dengan konsumsi manusia. Jika tejadi persaingan maka perlu dibatasi penggunaannya dan dicarikan bahan pengganti atau substitusinya. Ilmu ekonomi berkaitan dengan pertimbangan untung-ruginya dalam pengadaan maupun penggunaan pakan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian ditinjau dari pihak produsen maupun petani selaku pengguna pakannya.
Semakin baik penguasaan akan ilmu-ilmu pendukung tersebut, pemahaman terhadap ilmu makanan ikan juga akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan ilmu makanan ikan adalah ilmu terapan (applied science) maka baik dan tidaknya akan langsung terlihat di dalam penggunaannya secara praktis di lapangan.
dikutip oleh Dr.Fish dari http://perikananindonesia.com/makanan-ikan-dan-ilmu-pendukungnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar