Selamat Datang

Selasa, 23 April 2013

Cara Makan Ikan dan Hubungan Sifat Morfologi dengan Kebiasaan Makanan

Berdasarkan cara makannya, ikan dapat dibedakan dalam 5 golongan yaitu penggerogot (grazer), pemangsa (predator), penyaring (strainer), penghisap, dan parasit.

1. Ikan penggerogot (grazer)
Ikan penggerogot adalah ikan yang mengambil makanan dengan cara memunguti sedikit demi sedikit secara berkelompok maupun satu per satu. Contoh ikan penggerogot yang mengambil makanan secara berkelompok adalah nilem yang terlihat saat menggerogoti periphyton (jasad-jasad penempel) pada daun-daun tanaman air. Contoh lain pada mujair yang dapat dilihat saat menggerogoti lumut-lumutan yang tumbuh di batang-batang tanan air. Contoh ikan penggerogot yang mengambil makanan secara satu per satu adalah ikan sepat siam. Ikan ini biasanya memunguti jasad-jasad penempel di sela-sela dedaunan tanaman air.


2. Ikan pemangsa (predator)
Ikan-ikan buas pada umumnya dapat digolongkan sebagai pemangsa atau predator. Mangsa dari ikan predator adalah hewan-hewan makroskopik yang ukuranya hampir sama dengan lubang mulutnya. Sebagai alat pemakannya, di dalam mulut ikan buas terdapat gigi-gigi yang tajam dan kuat. Gigi-gigi tersebut berfungsi untuk menahan dan memegang mangsa, bukan untuk mengunyah makanan.
Beberapa contoh ikan predator antara lain alu-alu (Sphyraena jello), layur (Trichiurus savala), cakalang (Katsuwonus pelamis), dan tuna Mandidihang (Thunnus albacores).

3. Ikan penyaring (strainer)
Ikan penyaring adalah ikan-ikan yang mengambil makanannya dengan cara menyeser dengan mulutnya yang terbuka sambil tetap bergerak maju. Ikan pemakan plankton termasuk sebagai ikan penyaring. Dengan membuka mulutnya sambil berenang, plankton akan tersaring masuk ke dalam rongga mulut. Ketika mulutnya dikatupkan, air akan keluar lewat celah insang, sedangkan plankton akan tertahan oleh tulang tapis insang yang termodifikasi untuk ditelan masuk kerongkongan. Contoh ikan penyaring adalah kacangan (Hemiramphusfar) dan ikan kembung jantan (Restralliger kannagurta).

4. Ikan pengisap

Ikan pengisap adalah ikan-ikan yang cara mengambil makanannya dengan jalan mengisap lumpur atau pasir di dasar perairan. Makanannya terdiri dari organisme penghuni dasar (bentos), detritus yang mengendap, bakteri, dan cendawan. Beberapa spesies jenis ini ada yang iftptf memisahkan antara bahan makanan dan bukan makanannya. Spesies yang dapat memisahkan bahan makanannya akan membuang bahan yang bukan makanan dan akan memakan bahan yang merupakan makanannya. Sebagian spesies penghisap tidak dapat memisahkan antara bahan makanan dan bukan makanan. Dalam keadaan ini, semua bahan yang terisap akan ditelan seluruhnya. Contoh ikan pengisap antara lain adalah mas tombro.

5. Ikan parasit

Ikan parasit adalah ikan-ikan yang mendapatkan makanannya dengan jalan mengisap sari makanan dari dalam tubuh ikan atau hewan lain dalam keadaan segar sewaktu ikan korbannya masih hidup. Hewan-hewan korban parasitisme ini disebut hewan inang (hospes). Ikan parasit hinggap pada tubuh hewan inangnya saat mengisap sari makanan.
Contoh ikan parasit adalah ikan laut dalam yang disebut ikan pemancing (Ceratias sp.). Ikan jantan dari jenis ini ukurannya jauh lebih kecil dari pada ikan betina. Selama hidupnya, ikan jantan menempelkan dirinya pada yang betina sambil mengisap sari makanan.

Hubungan Sifat Morfologi dengan Kebiasaan Makanan

Kebiasaan makan dari jenis-jenis ikan dapat dilihat dari bentuk atau morfologi beberapa alat tubuh yang digunakan dalam proses pencernaan. seperti mulut, bibir, gigi, dan alat-alat pencernaan lainnya. Tulang tapis insang dapat digunakan untuk menentukan cara makan ikan yang bersangkutan.
Tulang tapis insang pada ikan pemakan segala, ikan penggerogot, dan ikan pemakan tumbuh-tumbuhan pada umumnya tumbuh medium. Artinya, tidak pendek dan juga tidak panjang, agak lentur, serta agak jarang. Hal ini dapat dilihat pada ikan tawes dan ikan mujair.

Tulang tapis insang ikan pemakan daging dan ikan pemangsa mengalami modifikasi menjadi jarang-jarang, pendek, tajam, serta keras. Oleh karena itu, dinamakan gigi-gigi insang. Alat ini berguna untuk menahan mangsa yang sedang ditelan supaya tidak lolos sewaktu melewati kerongkongan. Hal ini dapat dilihat pada kerapu, kakap putih, dan kerong-kerong (Therapon theraps). Ikan pemakan plankton yang mengambil makannya dengan cara menyaring, tulang tapis insangnya termodifikasi menjadi alat penyaring yang kedap, lentur, dan panjang-panjang. Pada waktu mulut dikatupkan, air keluar melalui celah insang yang telah berfungsi sebagai saringan. Hal ini dapat dilihat pada tambakan, layang (Decapterus russeli), dan lemuru (Sardinella longiceps).

Kebiasaan makan ikan juga dapat ditentukan berdasarkan letak mulut, keadaan bibir, gigi-gigi, dan sungut. Ikan yang mulutnya mengarah ke atas terletak di sebelah dorsal dari ujung moncong biasa menangkap yang berada di atas posisi tubuhnya, misalnya betutu.
Ikan dengan mulut apikal yang mengarah ke depan di ujung moncong, menunjukkan bahwa ikan yang bersangkutan suka menangkap makanan yang berada di depan tubuhnya. Dari kelompok ini dapat dibedakan adanya pengambilan makanan di permukaan, misalnya gurami, mola (Hypophthalmichthys molitrix), dan nila. Di samping itu, ada ikan pemakan makanan yang melayang, misalnya tawes dan pemakan makanan di dasar, seperti mas tombro serta lele.

Ikan yang mulutnya mengarah ventral dari ujung moncong suka menangkap makanan yang terletak di sebelah bawah posisi tubuhnya, contohnya botia (Botia macracantha).
Ikan yang mulutnya dapat disembulkan adalah ikan pengisap, misalnya mas tombro. Ikan yang bibirnya lunak dan berbintil adalah ikan pemakan jasad-jasad penempel, contohnya nilem. Ikan yang bibirnya membentuk lapisan kuat seperti paruh burung betet merupakan ikan pemakan pucuk-pucuk bunga karang, contohnya terdapat pada ikan kakak tua (Scarus pulchelus). Ikan yang mulutnya meruncing merupakan ikan yang suka mengambil makanan yang terdapat di sela-sela bunga karang, contohnya kepe-kepe (Chaetodon lineolatus). Ikan yang gigi-giginya kuat, pendek, dan permukaannya rata merupakan ikan pemakan siput, kerang-kerangan, atau udang- udangan yang berkulit keras. Contohnya terdapat pada pari.

dikutip oleh Dr.Fish dari http://perikananindonesia.com/cara-makan-dan-hubungan-sifat-morfologi-dengan-kebiasaan-makanan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar